Sejarah PD KMHDI Sulawesi Selatan :
Secara defacto KMHDI lahir pada tanggal 3 September 1993 (setelah AD/ART) berhasil disusun dan disahkan pada saat kongres atau Mahasabha I di UNHI Bali. Sebulan setelahnya yaitu pada tanggal 10 Oktober 1993 resmi dibentuk KMHDI di Sulawesi Selatan, atau yang dikenal dengan nama PD KMHDI Sulawesi Selatan
“Semangat Juang berdirinya PERMAHI SUL – SEL”
Awal mula terbentuknya PD KMHDI Sulawesi Selatan dimulai dari perjuangan yang begitu besar dan penuh pengorbanan yang dilakukan oleh para Alumni yang pada saat itu masih berstatus sebagai Mahasiswa Hindu di Kota Makassar. Perjuangan tersebut dimulai pada tahun 1992 dimana Mahasiswa Hindu pada waktu itu sebagian besar kuliah di kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) dan IKIP yang saat ini berubah nama menjadi Universitas Negeri Makassar (UNM).
Saat itu sulitnya media komunikasi dan alat transportasi menyebabkan sangat susahnya para mahasiswa Hindu untuk bertemu satu sama lainnya. Namun karena semangat juang dan tekad serta keinginan yang begitu besar dari beberapa mahasiswa Hindu pada waktu itu untuk membentuk suatu wadah yang dapat dijadikan tempat berkumpul dan menampung aspirasi dari seluruh mahasiswa Hindu maka, mereka pun berkeinginan membentuk suatu wadah yang menaungi seluruh Mahasiswa Hindu di provinsi Sulawesi Selatan.
Pada tahun 1992 Mahasiswa Hindu Sulawesi Selatan, khususnya yang berada kota Makassar mendapat informasi mengenai rencana pembentukan wadah berhimpun untuk mahasiswa Hindu tingkat Nasional yang disampaikan pada rapat Sthiti Dharma Universitas Hasanuddin (Unhas). Pada rapat tersebut disepakati untuk membentuk Tim persiapan pembentukan wadah berhimpun untuk mahasiswa Hindu tingkat Nasional. Tim tersebut dipimpin oleh Ketut Suarayasa. Tim bertugas untuk melakukan konsolidasi dengan mahasiswa Hindu dari perguruan tinggi lain (di luar Unhas dan IKIP yang sekarang berubah nama menjadi UNM)). Tim melakukan pertemuan – pertemuan dengan mahasiswa Hindu se-kota Makassar untuk merencanakan pembentukan wadah mahasiswa Hindu tingkat Provinsi Sulawesi Selatan.
Selanjutnya pada tahun 1992 dilaksanakanlah Lokasabha I pembentukan wadah berhimpun untuk mahasiswa Hindu provinsi Sulawesi Selatan. Pada Lokasabha itu disepakati wadah berhimpun tersebut bernama : PERHIMPUNAN MAHASISWA HINDU INDONESIA (PERMAHI) SUL-SEL. Ketua terpilih pada saat itu yakni : Nyoman Maker yang merupakan mahasiswa dari Universitas Hasanuddin dan wakil Ketua yakni : Nyoman Kamajaya dari Universitas Veteran Republik Indonesia (UVRI).
Pada awal tahun 1993, PERMAHI SUL-SEL ikut dalam pembahasan rancangan Garis – Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) KMHDI di jalan Ir. Ida Bagus Oka. Pada saat itu PERMAHI SUL-SEL mengutus Ketut Suarayasa untuk menghadiri pembahasan rancangan GBHO tersebut dan hasil rancangan tersebut disampaikan pada rapat PERMAHI SUL-SEL untuk dilakukan usulan final tentang GBHO dari Kordinator Wilayah Sulawesi yang pada saat itu Sulawesi Selatan dipercaya sebagai penanggung jawab Korwil Sulawesi.
September 1993 dilaksanakanlah Mahasabha I pembentukan KMHDI di UNHI Denpasar. Utusan PERMAHI SUL-SEL ada 5 orang yaitu : Komang Gede Wirasuyasa (Unhas), Gusti Ngurah Bayuningrat (Unhas), Nyoman Suandi (IKIP), Wayan Sudarsana (IKIP), dan Ni Komang Ariani (AKSEMA Atmajaya).
“PERMAHI SUL-SEL menjadi PD KMHDI SUL – SEL”
Hasil Mahasabha disampaikan kembali pada rapat PERMAHI SUL-SEL dan disepakati untuk segera melaksanakan Lokasabha Luar Biasa PERMAHI SUL-SEL.
Lokasabha Luar Biasa PERMAHI SUL-SEL dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 1993 dengan Dewan Pembina :Letkol I.N. Suartha, dr. I Nyoman Djigeh (alm), drh. Wayan Sutapa (sekarang Sekretaris Daerah Kab. Bangli), dengan hasil :
- PERMAHI SUL-SEL sepakat membentuk Pimpinan Daerah KMHDI Sulawesi Selatan (PD KMHDI Sul-Sel) dengan cara mengganti nama PERMAHI SUL-SEL menjadi PD KMHDI Sul-Sel;
- Memilih Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Terpilih sebagai Ketua : Ketut Suarayasa (Unhas), Sekretaris : Nyoman Suandi (IKIP), dan Bendahara : Ni Putu Wahyuni (AKSEMA Atmajaya);
- Menugaskan kepada Ketua dan Sektretaris terpilih untuk membentuk pengurus lengkap PD KMHDI Sul-Sel.
Sejak saat terbentuknya PD KMHDI Sulawesi Selatan, pengurus menyepakati bahwa sekretariat resmi PD KMHDI Sul-Sel berada di Pura Giri Natha Makassar dan juga sebagai tempat bertemu dan berkumpulnya seluruh anggota dan pengurus, tentu saja atas persetujuan umat Hindu Kota Makassar.
Awal kepengurusan sampai akhir periode kepengurusan berjalan lancar walaupun dengan usaha dan kerja keras dari seluruh pengurus dan anggota pada waktu itu yang sangat minim akan kendaraan dan tidak adanya alat komunikasi yang memadai. Namun kesulitan – kesulitan yang dihadapi tidak merapuhkan semangat para pengurus pada waktu itu dan justru menjadi tantangan yang semakin mempererat tali persaudaraan dan semangat juang mereka.
“Masa Sulit PD KMHDI Sul – Sel”
Sejak KMHDI berada di Sulawesi Selatan dengan nama PD KMHDI SulSel, sangat memberikan peran yang sangat berarti bagi umat Hindu di Sulawesi Selatan khususnya di Kota Makassar. Namun keeksisan itu seakan lenyap ditelan oleh insiden yang membuat PD KMHDI Sul-Sel hampir hilang terhembus angin, yaitu pada tahun 2010 dengan ketidakaktifan pengurus yang menjadi nahkoda dari organisasi ini. Dan akhirnya jalan pintas Lokasabha luar biasa menjadi jalan terakhir karena kepengurusan 2 tahun yang seharusnya belum berakhir pada waktunya saat itu. Maka tahun 2011 di lakukanlah Lokasabha luar biasa yang memilih nahkoda baru bagi organisasi ini dengan harapan akan membawa organisasi ini kearah yang lebih baik. Awal mulanya setelah berjalan sesuai dengan harapan, namun siapa sangka ditengah kepengurusan hal yang sama pada kepengurusan sebelumnya juga terjadi hingga dilakukanlah PLT untuk menunggu waktu Lokasabha tiba agar tidak terjadi lagi Lokasabha luar biasa seperti sebelumnya. Hingga akhirnya pada bulan Mei 2013 dilakukanlah Lokasabha X yang berhasil memilih susunan kepengurusan baru yang diharapkan mampu menjadi “Pilot” untuk menerbangkan organisasi kebanggaan Mahasiswa Hindu Sulawesi Selatan ini.
“Pemilihan Ketua seperti Pesta Demokrasi Pilkada”
Pada tanggal 5 Mei 2013 dilaksanakanlah Lokasabha X. Disinilah mulai dibangun kepemimpinan yang baru dimana sistem pemilihan Ketua dilaksanakan seperti pemilihan kepala daerah (PILKADA). Saat itu pada bulan Pebruari 2013 terdapat 7 orang Bakal Calon Ketua PD KMHDI Sul-Sel. Untuk menyeleksi Bakal Calon tersebut menjadi Calon Ketua PD KMHDI Sul-Sel maka dikeluarkanlah SK pembentukan TIM Independen Seleksi Bakal Calon Ketua PD KMHDI Sul-Sel Periode 2013 – 2015. Saat itu ada 5 orang yang menjadi Tim Independen diantaranya Komang Juliawan sebagai Kordinator Tim Independen. Tepat bulan Maret 2013 saat Ramah Tamah Anggota Baru 2012, diumumkanlah nama – nama Bakal Calon yang terpilih menjadi Calon Ketua PD KMHDI Sul-Sel yakni : Putu Wiratnaya, Putu Darmayasa dan Gede Wijaya dengan syarat dan ketentuan yang telah dibuat oleh Tim Independen tersebut.
Pada bulan April 2013 dilakukan Debat Calon Ketua PD KMHDI Sul-Sel yang bertempat di Gedung Vyata Sathya Karma Pura Giri Natha Makassar yang dihadiri oleh senior, alumni dan seluruh anggota PD KMHDI Sul-Sel. Debat Calon berlangsung kurang lebih selama 2 jam dengan masing – masing Calon Ketua memaparkan Visi dan Misinya serta tanya jawab antara peserta dan Calon kandidat.
Barulah pada tanggal 5 Mei 2013 dilaksanakan Lokasabha X yang dilakukan secara demokratis melalui pemungutan suara terbanyak pada kotak suara yang telah disediakan. Dan akhirnya Ketua tepilih pada saat itu yakni : Putu Wiratnaya dengan suara terbanyak berjumlah 33 suara.
“PD KMHDI Sul – Sel Berbenah”
PD KMHDI Sul-Sel telah melakukan pembenahan dalam sektor internal keanggotaan, hubungan dengan lembaga Hindu lainnya. Secara Pemerintahan PD KMHDI Sul-Sel sudah secara sah terdaftar sebagai organisasi di KESBANGPOL baik Kota Makassar maupun Provinsi Sulawesi Selatan. PD KMHDI Sul-Sel juga aktif melakukan kegiatan yang tidak hanya berfokus pada diklat kaderisasi tapi juga kegiatan sosial seperti kegiatan lomba-lomba, kegiatan donor darah, pengabdian masyarakat dan kerja bakti. Tentu hal ini menjadi langkah awal dari kemajuan PD KMHDI Sul-Sel. Tidak hanya itu, awal Agustus 2013 PD KMHDI Sul-Sel telah memiliki usaha mikro “Satya Kharma” yang mengolah keuangan PD KMHDI Sul-Sel dan berbagai usaha mikro milik PD KMHDI Sulsel.
Tidak hanya dalam sektor tersebut diatas, dalam sektor infrastruktur PD KMHDI Sul-Sel telah memiliki situs resmi sebagai media informasi di internet yang dapat di akses di www.pdkmhdisulsel.org juga media sosial resmi seperti facebook ( www.facebook.com/kmhdipdsulsel ) dan twitter ( www.twitter.com/pdkmhdisulsel ) yang dikembangkan oleh BIRO Informasi dan Komunikasi PD KMHDI Sul-Sel Periode 2013 – 2015. Selain sebagai media informasi online ternyata situs resmi tersebut juga menjadi “Aplikasi Keanggotaan Online yang hanya dimiliki PD KMHDI Sul-Sel dari seluruh PD/PC di Indonesia “.
Keanggotaan PD KMHDI Sul-Sel yang tercatat dalam sistus resmi ada sebanyak 834 orang Anggota dari angkatan 2000 hingga angkatan 2014 yang berkuliah di Perguruan Tinggi se-kota Makassar dan sekitarnya. Tentu hal ini membuktikan PD KMHDI Sul-Sel bukanlah organisasi “abal-abal” atau “sekedar perkumpulan belaka” namun merupakan organisasi yang besar dan kaya akan potensi untuk pengembangan sumber daya Hindu kedepannya.